Ketika berada di perkebunan karet Wai Berulu Lampung Selatan, hubungandengan daerah Palembang terputus pada waktu Aksi Militer I dan II tahun 1946, 1949. Timbul kesulitan bahan bakar untuk kendaraan berrnotor dan penerangan lampu belum lagi kesukaan bahan makanan. Suasana benar-benar prihatin tapi akal harus dicari memecahkan masaalah. Ternyata masalahnya memang bisa dipecahkan. Dari smoked slabs (karet asap) bisa diperoleh bahan bakar dengan cara penyulingan seperti yang biasa dipergunakan untuk menyuling minyak sere ataupun minyak kayu putih. Hanya untuk memasaknya, perlu drum yang agak tebal dan kuat. Karet asap dimasukkan ke dalam instalasi yang kemudian dimasak. Dan pada ujung pipa yang masuk dalam ujung bak pendingin diperoleh hasil cairan berupa minyak mentah yang belum bisa digunakan. Sisa dari pemasakan pertama ini menghasilkan lendir hitam tak ubahnya seperti aspal. Itulah sebabnya lendir ini dengan sendirinya bermanfaat untuk sendirinya bermanfaat untuk mengaspal jalan. Tapi karena belum sempurna, hasilnya terang belum memuaskan, karena tidak cepat mengering sebagaimana lazimnya aspal. Minyak mentah tadi dicoba masak kembali. Ingin tahu apa hasilnya? Ternyata bisa menghasilkan cairan minyakyang jernih kekuning-kuningan. Dan tak sia-sia.
Cairan minyak ini dapat digunakan sebagai ganti bahan bakar bagi kendaraan bermotor. Dari penyulingan cairan yang jernih tadi, masih tertinggal cairan keruh kemerah-merahan. Zat itu bisa digunakan untuk penerangan. Sedang sisa hasil pemasakan kedua menghasilkan cairan kental hitam yang dapat digunakan sebagai pengganti teruntuk memoles pagar, tonggak dan semacamnya.
Selain bisa di suling biji karet bisa di jadikan makanan alternatif.
Kumpulkanlah biji karet, kemudian kupas kulit kerasnya. Rebus bersama abu kapur sampai setengah matang. Setelah itu dinginkan dan ganti dengan air bersih, diremas sehingga mengelupas dari kulit arinya. Selanjutnya rendamlah dengan air bersih kira-kira 2 hari 2 malam dan airnya diganti-ganti ? bersihkanlah bahan daun yang merupakan lapisan dalam kedua belahannya. Kemudian masak lagi dan kalau dirasa sudah cukup matang dikeluarkan dan dicuci bersih, terusdi tuntaskan dari airnya sampai agak kering. Sekarang mau masak apa dari bahan ini? Boleh digoreng dengan bumbu garam dan bawang putih secukupnya seperti membikin kacang bawang. Juga dapat dijadikan tambahan untuk memasak sayur atau juga tempe, seperti membuat tempe benguk atau koro.
sumber :
majalah tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar