Sabtu, 23 April 2011

12 Kapal Perang TNI AL Ikut Terlibat Dalam Uji Coba Rudal


Kru Kapal Republik Indonesia (KRI)Surabaya-591 melakukan pengamatan jalur lintasan yang dilalui di ruang kendali di kawasan perairan Selat Sunda, Selasa (19/4).
JAKARTA - TNI AL menyiapkan ujicoba penembakan rudal Yakhontbuatan Rusia di Selat Sunda.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Tri Prasodjodalam jumpa pers di KRI Surabaya-591 Surabaya, Selasa (19/4), mengatakan bahwa sebanyak 12 kapal perang mengikuti uji penembakan yang diadakan pada Rabu (20/4) ini.
”Ini uji penembakan pertama rudal Yakhont yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer. Rudal ini seharga 1,2 juta dollar AS per unit. Lokasi penembakan ke sasaran sekitar 200 kilometer,” kata Tri Prasodjo.
Sasaran tembak rudal Yakhont adalah KRI Teluk Bayur buatan Amerika Serikat yang sudah tidak digunakan lagi. KRI Teluk Bayur sudah dihapus dari perbendaharaan negara sehingga dapat digunakan sebagai sasaran tembak.
Rudal Yakhont merupakan senjata permukaan ke permukaan (surface to surface) yang memiliki daya hancur dahsyat.
Tri Prasodjo tidak menjelaskan berapa banyak rudal Yakhont yang dimiliki dalam persenjataan TNI AL.
Selain menembakkan Yakhont, TNI AL juga mengadakan uji tembak rudal Exocet buatan Prancis, rudal Mistral, dan penembakan torpedo dari kapal selam.
Lokasi penembakan berada di ujung selatan Selat Sunda. Lokasisasaran KRI Teluk Bayur berada di perairan Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Enggano diProvinsi Bengkulu.
Sejumlah teknisi Rusia, pakar ilmiah Indonesia, dan 1.000 personel TNI AL terlibat dalam ujicoba senjata itu. KRI Surabaya-591 Surabaya yang merupakan kapal komando (flag ship) Armada RI Kawasan Timur (Armatim) menjadi Posko Latihan.
Direncanakan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, para Kepala Staf TNI, pimpinan Komisi I DPR, dan para pejabat akan datang ke KRI Surabaya.
Sejumlah pesawat intai maritim dan helikopter dikerahkan dalamlatihan tersebut. KRI Surabaya berjenis landing platform dock (LPD) mampu didarati sejumlah helikopter dalam operasi militer.
Sumber : KOMPAS

Tidak ada komentar: