Senin, 17 Mei 2010

Asal - Muasal Marga Suku Batak




Suku bangsa Batak adalah salah satu suku bangsa yang ada di Sumatera Utara, yang terdiri dari beberapa sub suku bangsa yaitu ;
- Batak Toba bermukim diwilyah Toba, Silindung dan Humbang.
- Batak Angkola bermukim di Tapanuli Selatan, Sipirok dan Angkola.
- Batak Mandailing bermukim di Mandailing Natal.
- Batak Simalungun,bermukim didaerah Simalungun, Karo dan Deli Serdang.
- Batak Karo, bermukim didaerah Karo dan Deli Serdang.
- Batak Pakpak, bermukim didaerah Pakpak dan Dairi.
Dalam dasawarsa terakhir ini terbentuk pula sub suku Bangsa Batak Pesisir yang tersebar dipesisir pantai timur Sumatera yaitu Asahan, Labuhan Batu dan Rantau Prapat, juga Pantai Barat Sumatera yaitu Sibolga dan Barus.
Suku bangsa Batak memiliki mobilitas yang cukup tinggi sehingga hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia.Menurut kepercayaan orang Batak asal usul orang Batak dan marga-marga yang ada didalam suku bangsa Batak diyakini berasal dari Si Raja Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 orang putra yakni Guru Tatae Bulan dan Raja Si Isumbaon.
Guru Tatae Bulan mempunyai 5 orang putra yakni ;
- Raja Uti (Raja Biakbiak),
- Seribu Raja,
- Limbong Mulana,
- Sagala Raja, dan
- Malau Raja.

Sedangkan Si Raja Isumbaon memiliki 3 orang putra yakni;
- Tuan Sorimangaraja,
- Si Raja Asiasi dan
- Sangkar Somalidang. Dari keturunan (pomparan) mereka inilah menjadi asal-usul marga suluruh sub-sub suku bangsa Batak.

KEKERABATAN
Suku bangsa Batak menganut sistem kekerabatan Patrilinial ( garis keturunan dari Orang tua laki-laki) sehingga setiap orang suku bangsa Batak mewariskan marga dari Bapaknya. Setiap orang Batak harus mengetahui Tarombo (silsilah) dari marganya dan ini merupakan hal yang terpenting, apabila tidak mengetahui silsilahnya akan disebut Batak Nalilu (Batak kesasar).
Masyarakat Batak memeiliki falsafah yang mengatur sism kemasyarakat (kekerabatan) yakni Tungku nan Tiga yang dalam bahsa Batak Toba disebut dengan Dalian Na Tolu (bahasa Karo : telu sedalenan) yang terdiri dari; Hula-hula/Kalimbubu/Mora,Dongan Tubu/Senina/Kahanggi atau disebut juga dengan Dongan Sabutuha, Boru/Anak Beru/Anak Boru. Huala-hula/Kalimbubu/Mora adalah pihak keluarga istri.
Hula-hula menduduki posisi terhormat dalam pergaulan maupun dalam adat istiadat (semua sub suku bangsa Batak).
Semua orang Batak dipesankan untuk hormat kepada hula-hula (somba marhula-hula). Dongan Tubuh/Senina/Kahanggi atau Dongan Sabutuha adalah saudara laki-laki atau satu marga atau lahir dari satu perut yang sama, Dongan tubu diibaratkan sebagai air yang tidak bisa dipisahkan atau ibarat pohon yang saling berdekatan, sehingga saling menompang walaupun sangking dekatnya sering menimbulkan gesekan.
Namun gesekan tersebut tidak bisa memisahkan.
Dalam budaya Batak dianjurkan harus bijaksana kepada dongan tubuh dengan istilah manat mardongan tubuh.
Boru/Anak Beru/Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil istri dari marga lain. Anak boru menduduki posisi paling rendah sebagai palayan atau parhobas baik dalam pergaulan maupun dalam adat-istiadat. Namun mereka tidak bisa diperlakukan semena-mena, melainkan harus diambil hatinya, dibujuk (elek marboru)

Tidak ada komentar: